Kamis, 06 Desember 2012

Penjual Daun Singkong

Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk syurga..Dulu ungkapan itu sering penulis dengar dalam acara-acara tertentu. Memang sebuah cita-cita yang sangat ideal untuk menggambarkan kehidupan di dunia.

Namun jauh panggang dari api, barangkali itulah yang bisa menggambarkan kehidupan seorang kakek tua yang penulis jumpai sore itu. Seorang lelaki tua yang termenung di hadapan dagangannya yang tak laku-laku. Dengan pandangan hampa pak tua itu menunggui barang jualannya yang berupa beberapa ikat daun singkong yang sudah agak layu.

Penasaran dan tergugah hati, pak tua pun di dekati penulis. Ternyata dagangan nya yang berupa daun singkong yang dijual 2000 per ikat itu baru tiga ikat yang laku..Masya Alloh saya terkesiap, ini khan udah sore dengan hasil jualan Enam ribu mana bisa si bapak membeli makan. dan ternyata benar pak tua pun belum makan.."Upami ku bapak di peserkeun, moal tiasa ngabantun kanggo anu di bumi" [kalau uang ini saya belanjakan, saya gak bisa bawa uang buat yang di rumah] ujar pak tua.

Ketika penulis menyodorkan roti, terlihat mata pak tua berkaca-kaca. tidak terbayang oleh penulis pak tua ini harus menahan rasa lapar dari pagi...yaa Alloh berilah kekuatan pada pak tua ini. Penulis pun teringat ada teman menulis dalam status pesbuk nya "..............Belilah dagangan mereka walaupun sebetulnya kamu tidak membutuhkannya". Ketika penulis beli dagangannya matanya berbinar-binar..Masya Alloh sekali lagi penulis terharu. 

Ternyata dengan segala keterbatasan yang ada tak menyurutkan bapak tua ini untuk selalu ber-ikhtiar. Terimakasih pak, bapak sudah mengajarkan banyak hal pada saya. Kesederhanaan, Kesyukuran, Ikhtiar dan tawakal. penulis jadi ingat tulisan yang di baca di mading musholla "Tasyakur, Tadzakkur, Tafakkur". Mudah-mudahan berkah selalu menyertai bapak..amiin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar